#Nyantri: Bahasa Arab Itu Keren

M. Miftahul Kirom
3 min readMay 26, 2022

--

Berbicara tentang pesantren, rasanya kurang afdol kalau enggak ngomongin tentang bahasa Arab. Terlepas dari kaitannya dengan Al-Qur’an dan peradaban Islam, saya pribadi mengaku kagum dengan bahasa ini sekaligus bersyukur diberi kesempatan untuk mempelajarinya.

Sebagai gambaran, setiap pesantren di Indonesia hampir bisa dipastikan memberikan pengajaran tentang ilmu nahwu dan shorof, atau biasa disebut dengan ilmu alat. Kenapa disebut ilmu alat? Karena dua ilmu ini adalah senjata utama untuk bisa membaca dan memahami bahasa Arab, wich is merupakan bahasa Al-Qur’an dan mayoritas kitab-kitab ilmu yang dipelajari di pesantren.

Mempelajari bahasa Arab bisa dibilang gampang-gampang-gampang susah. Dari sekian banyak santri di pesantren yang mempelajari ilmu nahwu dan shorof, hanya sebagian kecil yang berhasil memahami , sebagian lain ada yang paham setengah-setengah, ada juga yang gak paham sama sekali. Maklum, bahasa Arab termasuk salah satu bahasa yang susah dipelajari. Apalagi tingkat kecerdasan dan ketekunan setiap orang berbeda-beda. Oh iya, standar menilai tingkat pemahaman terhadap ilmu alat ini adalah bisa atau tidaknya seseorang untuk membaca dan memahami kitab gundul, alias kitab tanpa harakat dan terjemah.

Kitab gundul atau kitab kuning | Sumber: Republika.co.id

Salah satu penyebab saya mengagumi bahasa Arab adalah keindahan bahasa ini ketika digunakan oleh para sastrawan. Sudah masyhur cerita bahwa orang-orang Arab terdahulu — khususnya di zaman Nabi SAW — merupakan para penyair. Seperti syair pada umumnya, syair bahasa Arab juga biasanya terdiri dari bait-bait pendek atau panjang. Isinya pun bermacam-macam, mulai dari nasihat, kritik, hingga rayuan cinta menye-menye .

Salah satu sya’ir cinta dalam bahasa Arab | Sumber: ipnu.or.id

Untuk bisa mengagumi keindahan syair ini tentu setidaknya kita harus bisa mengartikan dan memahami setiap kosakata bahasa Arab terlebih dahulu. Saya pribadi sih belum sampai tingkat ini dan masih sering mikir “ini indah darimananya deh” ketika membaca syair. Hehe.

Bentuk keindahan lain dari bahasa Arab adalah ketika ia berada di tangan para pembuat nadzom. Sederhananya, nadzom adalah salah satu bentuk karya sastra berupa bait-bait yang teratur dalam hal rima dan jumlah suku katanya. Berbeda dengan syair, nadzom biasanya digunakan untuk mengemas sebuah ilmu pengetahuan supaya lebih ringkas dan mudah dihafalkan. Salah satu karya nadzom paling keren menurut saya adalah Alfiyah Ibn Malik karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik (Wafat 672 H/1274 M).

Alfiyah Ibn Malik | Sumber: Youtube Ngaji Salafy

Dalam gambar diatas kita bisa melihat bahwa setiap bait memiliki dua bagian. Dua bagian ini memiliki jumlah suku kata dan bunyi akhiran yang sama. FYI, Alfiyah Ibnu Malik ini memiliki jumlah total 1002 bait. Bayangkan betapa susahnya membuat 1002 baris kalimat teratur dan berima yang didalamnya memuat ilmu gramatika sebuah bahasa. Sungguh ucapan “Keren bang” tidak akan cukup untuk mewakili pujian ini.

Akhir kata, terlepas dari hubungannya dengan Islam, bahasa Arab merupakan salah satu disiplin bahasa yang luar biasa. Bagi anda yang berminat jadi seorang poliglot, bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang recommended untuk dipelajari. Bahasa Arab juga keren karena ketika berbicara dengannya anda akan terdengar sepeerti berdoa.

Monggo…

--

--